Mengapa Ahmad Mubarok ‘Ladeni’ Ramadhan Pohan?

Selasa, 07 Juni 2011

Jakarta: Bukan Ahmad Mubarok kalau tidak cerdik. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini lihai dalam menyikapi kondlik internal Partai Demokrat. Ketika kubu Andi Mallarageng melontar isu ‘Mr A’, mantan Ketua Tim Sukses Anas Urbaingrum ini pun ikut dalam permainan yang dioperasikan Wasekjen Ramadhan Pohan, meski kubu Anas sendiri menentang isu tersebut.

Apakah ini berarti Mubarok hijrah ke kubu Andi Mallarangeng? Sangat kecil kemungkinan itu terjadi, meskipun dalam dunia politik segalanya serba mungkin terjadi.

Kenapa? Mubarok selama ini bisa dibilang sebagai buldoser yang membukakan jalan Anas hingga akhirnya naik ke kursi ketua umum. Menjelang kongres di Bandung tahun lalu, politisi kontroversial ini berjuang habis-habisan ‘menghadapi’ kubu Cikeas demi memuluskan Anas sebagai kontestan ketua umum dalam kongres.

Waktu itu, Mantan Wakil Ketua Umum PD ini bahkan menghadap langsung ke SBY agar Anas tetap diberi kesempatan untuk berlaga dalam kongres. Bagi Mubarok, Anas adalah benih pemimpin potensial masa depan. “Sekarang ini memang masih belum jadi. Tetapi kalau diasah, Anas bisa menjadi pemimpin besar,” ujar Mubarok, beberapa waktu lalu.

Sebagaimana diketahui bahwa sudah beberapa pekan ini Ramadhan Pohan melontarkan isu soal ‘Mr A’, yakni sosok politisi lama yang disebutnya punya misi menghancurkan Partai Demokrat.

Isu ini sempat memancing reaksi dari berbagai kalangan, terutama dari parpol yang merasa tertuduh dengan ucapan Pohan. Tak terkecuali Partai Golkar yang kebetulan punya sejumlah politisi senior dengan nama dengan A.

Kecaman terhadap Pohan juga datang dari internal Demokrat sendiri, terutama dari kubu Anas Urbaingrum. Nyaris politisi vokal dari kubu ini menuntut agar Pohan menghentikan ocehannya. Sebut saja misalnya Ruhut Sitompul, Jafar Hafsah, dan beberapa lagi lainnya.

Tetapi anehnya, Mubarok yang justru dikenal sebagai senior dan sesepuh di kubu Anas justru mengamini pernyataan Pohan. Pada saat pertama kali Pohan melontarkan isu ini, Mubarok juga mengatakan bahwa Mr A yang dikatakan Pohan memang ada.

Begitu pun ketika Pohan agak meredakan plemiknya, dengan mengatakan bahwa Mr A, sudah menghentikan aksinya, Mubarok juga mengatakan bahwa Mr A kini sudah tobat.

"Mr A kita tahu dia tidak akan mengulang aksinya lagi yang ingin merobohkan image Partai Demokrat. Itu sudah cukup," ujar Ramadhan di Gedung DPR Jl Gatot Subroto, Selasa (7/6/2011).

Sedangkan Mubarok mengemukakan, "Saat ini Mister A sudah mundur pelan-pelan. Dan teman-teman yang secara tak sengaja menjadi jaringan dia, juga sudah insyaf. Jadi, Mister A ini tak akan obok-obok lagi," kata Mubarok," Selasa (7/6/2011).

Bila diamati secara seksama, Mubarok seolah sengaja tampil ‘membuntuti’ semua gerak-gerik kubu Mallarangeng. Ketika konfrontasi terbuka mulai mencuat ke permukaan, pernyataan Mubarok justru cenderung memposisikan diri di pihak ‘lawan’.

Bisa jadi apa yang dilakukan Mubarok hanya bertujuan untuk menutupi patahan konflik internal yang kian membesar. Tetapi nampaknya Mubarok juga sangat berkepentingan untuk menyelamatkan Anas Urbaningrum.

Ada tenggung jawab moral yang sangat bagi Mubarok terhadap Anas, mungkin juga kepada SBY. Sebagai ‘king maker’, tentu dia punya tanggung jawab untuk melindungi dan menyelamatkan raja yang telah diciptakannya. Pun juga ada kewajiban moral Mubarok untuk menunjukkan kepada sang mbaurekso, SBY, yang telah memberi kesempatan Anas hingga akhirnya benar-benar menang dalam kongres yang lalu.

Sebagai politisi senior dan berpengalaman, Mubarok tidak terlalu sulit mengimbangi permainan kubu Mallarangeng, apalagi sekedar Pohan yang merupakan politisi kemarin sore.

Coba saja perhatikan pernyataan Mubarok menyangkut Mr A, ternyata berbeda dengan apa yang dikemukakan Pohan. "Saya tegaskan Mister A yang disebut Ramadan Pohan memang benar ada. Mister A, X dan yang lain. Kalau kemarin Pohan menyebut Mister A, karena dia panik saja partainya diobok-obok," Mubarok menegaskan.

Ucapan Mubarok ini seolah mementahkan ucapan Pohan yang memang cenderung tendensius. Pada awal-awal dia melontarkan isu ‘Mr A’, nampak jelas bahwa apa yang dimaksud Pohan adalah politisi senior yang dekat dengan Anas Urbaningrum. Siapa lagi kalau bukan Akbar Tandjung. Kebetulan keduanya adalah mantan ketua umum PB HMI. Kebetulan juga Akbar kini sakit hati dengan SBY yang telah mengecewakannya.

Beritapanas.tk sudah beberapa kali mengulas soal kemungkinan Akbar sebagai Mr A yang dimaksud Pohan.

Politisi Partai Gerindra yang juga paranormal, Permadi SH, malah terang-terangan menyebut bahwa Mr A yang dimaksud Pohan memang Akbar Tandjung.

Sementara Mubarok sebagai politisi kawakan tentu sudah mencium gelagat kubu Mallarangeng. Kalau memang benar yang dimaksud sebagai Mr A oleh Pohan adalaah Akbar, Mubarok pasti sudah menciumnya sedari dini. Dan dia pasti juga tidak akan tinggal diam.

Hubungan guru besar Universitas Islam Negeri Jakarta itu dengan Akbar Tandjung sangat baik. Bahkan keduanya bisa dibilang sahabat dekat.

Masih ingat polemik yang dilontar Mubarok soal perolehan suara Golkar akan merosot menjadi 2,5 persen, beberapa waktu lalu? Ucapan yang mengundang amarah politisi Golkar pada era kepemimpinan Jusuf Kalla itu kabarnya juga atas permainan duet Mubarok – Akbar. Saat itu Akbar memang tersisih dari Golkar.

Kalau begini, siapa yang bisa melawan duet suhu politik ini?

Artikel Terkait:

SPORT