Penebar SMS Fitnah Kader SBY Sendiri?

Senin, 30 Mei 2011

Jakarta: Banyak kalangan berkeyakinan, bahwa penebar SMS gelap yang mengatasnamakan M Nazaruddin adalah kader Partai Demokrat. Salah satu yang punya keyakinan seperti ini adalah polisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, yang akrab disapa Bamsat.

"Presiden SBY sedang menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, saya yakin tidak ada orang di luar Demokrat yang ingin atau ikut-ikutan memperkeruh suasana," ujar anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo alias Bamsat ketika dihubungi, Senin (30/5/2011).

Anggota Komisi III DPR RI ini berpandangan, banyak rekan politisi drai partai lain menahan diri untuk tidak mengomentari apa yang sedang berkembang di tubuh Partai Demokrat saat ini.

"Karena itu, kalau beredar SMS yang memuat fitnah terhadap presiden dan elit Demokrat, saya tidak percaya hal itu dilakukan politisi dari partai lain. Siapa yang paling tahu isi perut Demokrat kalau bukan orang dalam sendiri," ujarnya.


Seperti diberitakan, SBY menilai penyebar fitnah menghina dan melecehkan pribadinya. Namun, tidak berani mengungkapkannya secara terbuka. "Fitnah yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat yang gelap, sungguh keterlaluan," ujarnya.

Hal itu disampaikan menanggapi beredarnya SMS gelap yang berisi tudingan terhadap SBY dan politisi Partai Demokrat. Isi SMS dari nomor +658439XXXX tersebut antara lain, "Demi Alloh, Saya M Nazaruddin telah dijebak, dikorbankan dan difitnah. Karakter, karier, masa depan saya dihancurkan. Dari Singapore saya akan membalas. Saya akan bongkar skandal…… dan Mega korupsi Bank Century, korupsi Andi Malaranggeng dalam Wisma Atlit, Manipulasi data IT 18 juta suara dlm Pemilu oleh Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati. Mohon doa dan dukungan. Wasallam."

Ada dugaan kuat bahwa penebaran SMS fitnah itu erat kaitannya dengan perseteruan di internal Partai Demokrat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa partai bentukan SBY itu sudah lama mengalami faksionalisasi. Setidaknya ada tiga faksi besar yang saat ini ada, yakni faksi Andi Mallarangeng yang dekat dengan Cikeas, faksi Anas Urbaningrum, dan faksi Marzuki Alie.

Diluar itu masih ada faksi-faksi lain. Dari pihak Cikeas, misalnya, kabarnya terdiri dari sejumlah faksi-faksi kecil. Ada kelompok keluarga, kelompok lingkaran istana, dan beberapa lainnya.

Sementara pertarungan antar faksi itu sudah lama terjadi. Meski tidak mencuat ke permukaan, namun permusuhan diantara mereka sangat tajam, bahkan sampai pada taraf mengkhawatirkan. Salah satu karakter persaingan diantara mereka yang selama ini sempat mencuat adalah melalui aksi saling membongkar kasus.

Contohnya, ketika sebagian LSM pendukung SBY --termasuk Andi Arief yang kini menjabat Staf Khusus Presiden—menebar data-data kasus dugaan korupsi Nazaruddin dan Anas. Ini sudah terjadi sejak lama sebelum kasus suap wisma atlet mencuat ke permukaan.

Jadi, tak berlebihan bila banyak kalangan menduga bahwa apa yang terjadi di Partai Demokrat saat ini adalah wujud pertarungan antar faksi di dalam partai bintang mercy itu. (rg)

Artikel Terkait:

SPORT