Duh, Kritik Bamsat ke Mendag Menjurus SARA

Kamis, 19 Mei 2011

Entah ini kepeleset lidah atau sebuah kesengajaan, kali ini kritik pedas yang dilontarkan politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo alias Bamsat sudah agak keterlaluan. Pasalnya menyinggung-nyinggung hal yang bernuansa SARA.

Kritik anggota Komisi III DPR disampaikan dalam dialektika demokrasi "Orde Baru vs Reformasi" yang membahas hasil survey Indobarometer di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2011).

"Sebenarnya ini survei yang tidak mengejutkan karena saat kita kunker maupun saat kita kampanye, masyarakat selalu bilang hidup sekarang lebih susah dibandingkan zaman Soeharto. Ini menurut saya mungkin akumulasi dari kekecewaan terhadap pemerintahan sekarang,"kritik Bambang.

Bambang menuturkan, kurangnya efektivitas pemerintahan SBY disebabkan menteri yang kurang optimal. Politik balas budi dan pencitraan Presiden SBY dianggap Bambang kunci kegagalan pemerintahan.

"Sebenarnya ini juga disebakan kabinet yang diisi oleh menteri-menteri akibat politik balas budi. Makanya presiden didampingi oleh para pembantu yang tidak kredibel," tuturnya.

Ia menilai pemerintahan Soeharto lebih komprehensif memilih menteri. Sehingga tak ada kesalahan pembelian pesawat AM 60 dari China.

"Beda dengan zaman Soeharto, maaf bukan mau membandingkan, tapi terlihat dari kualitas yang berbeda. Karena zaman Soeharto itu ada seleksi yang cukup ketat, bukan hanya basa-basi pemilihan menteri, dishooting bahwa dipanggil sama presiden, lalu terpilih, hanya show up tapi kualitasnya terlihat. Jangan heran kalau kebijakan Elka membeli pesawat MA 60 dari Cina itu lebih mengacu ke nenek moyangnya," kritiknya lagi.

Artikel Terkait:

SPORT